puisi tentang santri milenial

9Puisi Santri untuk Guru — SANTRI MILENIAL. Puisi Untuk Hari Santri Nasional 22 Oktober 2020, Tema 'Santri Sehat Indonesia Kuat' - Portal Kudus. puisi santri - [DOC Document] 5 Contoh Puisi Tentang Hari Santri Nasional Tahun 2021, Pendek dan Menginspirasi - Guru Penyemangat. Puisi: Pesantren Rakyat. Puisi - Coffee Lady Istilahtersebut berasal dari ' Millenials ' yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Milenial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah, memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. Peresensi Sarah Rahma Kamila Buku Literasi Digital Santri Milenial karya Gus Abdulloh Hamid menekankan para santri, khususnya santri milenial untuk belajar bersama dalam menerima, mengolah, hingga menyebarkan informasi dari dunia digital yang derasnya makin tak terbendung.. Hal yang dibahas dalam buku ini antara lain Sekapur Sirih dari H. Yaqut Cholil Qoumas dan Hj. Puisi Perjuangan dan Proses Itu Penting; Tips Sukses untuk Wali Santri dalam Menitipkan Anak di Pesantren; Santri, Madinah dan Keripik Singkong Emak; Jelang Ramadhan Santri-Santri Sibuk dengan Aneka Macam Perlombaan Seru; Beda Panglima Santri Nusantara dengan Panglima Santri Gayeng Nusantara; Sarung Santri Bamsoetsaat menerima pengurus Santri Milenial Center (SIMAC), di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (4/8/20). Baca Selanjutnya: Bamsoet: 50 Motor Besar Siap Ikuti Wonderful Indonesia Meilleur Site De Rencontre Français Gratuit. MALANGVOICE – Aku terseret-seret zaman millennial Telpon pintarku tiada henti merantai tangan Hangat kebersamaan mendadak sunyi Ramai-ramai kita menunduk pada layar Gelombang kata-kata tanpa makna membludak dari mulut cuma-cuma Pendapat berhamburan tanpa nalar Budaya tak menghidupkan jiwa Anak muda mengkritik tanpa membaca Guru berteori tanpa menginjak bumi Tren menjadi konsumsi sehari-hari Arus menggerus akar tradisi Hidup tak berguna tak apa asal kaya Kekayaan maha segala-galanya Kekayaan menjadi puncak cita-cita Kekayaan harkat dan martabat manusia. Kalimat di atas merupakan penggalan bait puisi yang membetot perhatian karya Yasin Arif, Pendiri Sabda Perubahan. Puisi yang dibacakan penuh dengan penghayatan ini berjudul Zaman Terkutuk. Karya itu dibacakan dalam gelaran bertajuk Lingsir Wengi di Pesantren Al Amin, Sukosari, Kabupaten Malang, Jum’at malam 27/10 lalu. Selain pembacaan puisi, agenda bertemakan Nracak Jejak Wali atau menapaki jejak Wali ini juga diisi berbagai kegiatan, tidak hanya kesenian. Salah satunya Orasi Budaya dari KH. Abdullah Syam, pendiri Pesantren Rakyat. Dalam orasi budayanya, dia lebih banyak menyinggung pentingnya menjaga NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Selama anak -anak muda menjaga kebudayaan maka NKRI tidak akan terjajah oleh asing,” tutupnya penuh semangat.Der/Yei Rakyat Merdeka - Santri Dukung Ganjar SDG Jawa Barat melatih para santri muda atau milenial bagaimana cara berternak ikan nila. Program tersebut dilaksanakan untuk merangsang minat santri muda untuk berwirausaha. "Para santri muda di Ponpes Al Istiqomah adalah salah satu ponpes yang menggalakan ekonomi kreatif, dimana kami, SDG memberikan pelatihan dan bantuan sarana prasarana yang meliputi bibit, pakan dan bimbingan dari pemateri yang profesional untuk menunjang keberlangsungan budi daya ikan nila," buka Koordinator Wilayah Korwil SDG Sukabumi Ahmad Hakiki di acara Pelatihan Budidaya Ikan Nila di Pondok Pesantren Al-Istiqomah, Jalan Nangela, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Selasa 6/6. Hakiki juga mengatakan santri milenial harus berkontribusi dalam pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis keumatan, guna mencetak para santri milenial jadi mandiri. Baca juga Ganjar Milenial Center Lakukan Aksi Penanaman Massal Tanaman Buah Di Lampung Timur"Santri muda di era saat ini harus terbuka, menyiarkan pesan keagamaan dengan skala yang lebih besar melalui kegiatan berwirausaha salah satunya," ujar Hakiki. Dirinya berpesan, pemuda juga harus bisa mengembangkan diri dengan berbagai aktivitas positif, misalnya mengembangkan kegemaran, mengikuti kegiatan keagamaan, dan ikut berbagai kepanitiaan dan organisasi ekstra. "Pelatihan ini kan masuknya kegiatan ekstra kalo di ponpes, kalau bisa ya diperdalam ilmunya mulai dari pembibitan hingga penen. Kemudian perluan relasi hingga pemasarannya bisa lebih banyak lagi," jawab Hakiki. Baca juga Mak Ganjar Banten Gelar Pertandingan Bola Voli Bersama Warga CilegonSelain itu, Pemilik Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kh. Asep mengungkapkan rasa syukur dan terimakasihnya atas kedatangan SDG ke tempatnya. Dirinya berharap SDG terus konsisten mengadakan kegiatan pemberdayaan kepada santri, serta berharap Ganjar Pranowo bisa melanjutkan program pemerintah yang dinilai sudah pro terhadap santri. "Alhamdullilah Santri Dukung Ganjar menyambangi kami, menambah pintu silaturahmi dan untuk Pak Ganjar diberikan kekuatan dan amanat untuk melanjutkan terus program untuk santri seperti apa yang sudah dilakukan di pemerintahan saat ini. Sebab, pemerintahan saat ini lah yang mengeluarkan kebijakan undang-undang tentang pesantren dan melahirkan hari santri nasional," pungkasnya. Update berita dan artikel menarik lainnya di Google News Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. MALANG - Komunitas teater bersama sejumlah milenial Malang, Jawa Timur kompak menampilkan kesenian drama dan musikalisasi puisi di Lowokwaru. Untuk menyukseskan pergelaran tersebut, pengurus kelompok sukarelawan Srikandi Jatim yang beranggotakan para perempuan milenial itu menggelar kegiatan dengan meriah. Salah satu pengurus Srikandi Jatim Adinda Salsabila mengatakan, peserta yang hadir dan tampil dalam pergelaran kesenian tersebut sangat antusias. Terbukti, ada puluhan pemuda dan pemudi dari berbagai kalangan di Kota Malang ikut meramaikan acara ini. Melalui ajang tersebut, pihaknya ingin para milenial, khususnya perempuan, bisa terus mengembangkan minat dan bakat mereka dalam berkesenian, seperti berpuisi, bermain drama, dan mementaskan musikalisasi puisi. "Alhamdulillah antusiasme peserta yang cukup baik. Kemudian, kami ingin para milenial dapat meningkatkan softskill generasi milenial terutama di bidang kesenian," ujar perempuan berusia 21 tahun ini, dikutip pada Kamis 8/6/2023. Pihaknya mendorong perempuan milenial terus mengikuti perkembangan zaman dengan rutin mengeluarkan potensi mereka melalui seni. "Karena berkembangnya zaman, kita harus dapat mengembangkan minat dan bakat perempuan dalam berkesenian," kata dia. Adinda mengatakan, kegiatan ini juga menjadi wadah dan ruang bagi generasi muda perempuan untuk terus berkreasi dan mengekspresikan diri. "Betul sekali, event ini sebagai wadah untuk meningkatkan dan menunjukkan bakat dan minat teman-teman," ucapnya. Sementara itu, peserta pementasan musikalisasi puisi Erwina Nanda menyambut positif pergelaran kesenian ini. Menurut mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE Malangkucecwara ini, pementasan drama dan musikalisasi puisi dapat makin meningkatkan potensinya dalam kesenian. "Kegiatan hari ini seru, bisa bertemu teman baru. Ini tempat buat kami untuk menyalurkan minat, bakat, dan potensi kami di bidang seni," ucapnya. Perempuan berusia 19 tahun itu berharap pementasan drama dan musikalisasi puisi tersebut dapat digelar di beberapa daerah. "Semoga acara ini tersebar luas di mana pun sehingga kawan-kawan bisa merasakan apa yang kami alami," ucapnya. Ini bukan kali pertama kelompok serupa merangkul para milenial untuk lebih mencintai kesenian. Mereka juga telah menggelar Unjuk Budaya Reog Ponorogo yang berkolaborasi dengan Komunitas Sardulo Suryo Putro dan Sardulo Suryo Gati di Desa Glinggan, Kabupaten Ponorogo. Korwil Srikandi Jatim Cindy Miftakhul mengatakan, kegiatan tersebut untuk mengedukasi masyarakat, khususnya anak muda tentang budaya reog. Selain untuk memperkenalkan budaya, pihaknya juga berusaha menjalin silaturahim dengan puluhan milenial yang terlibat dalam pertunjukan budaya itu. "Reog merupakan kesenian dan tradisi masyarakat Ponorogo yang yang masih hidup dan bertujuan mempererat tali silaturahim masyarakat setempat," ucap dia, demikian dilansir dari Antara. sumber AntaraBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID zCJaZRIS08BO5JlIsCnBEcs3JZd5SQZylE13QHdsdboVzwOj37YrTw== Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Anak muda saat ini adalah seorang pemimpin di masa depan. Begitulah harapan semua orang guna menjadikan bangsa dan tanah air ini menjadi lebih maju dan sejahtera. Tidak mungkin bangsa akan selalu dipimpin oleh orang-orang yang hidup di masa ini untuk memakmurkan bangsa di masa depan, karena semua akan binasa, semua akan butuh regenerasi. Maka dari situlah, pentingnya peran anak muda untuk bangsa adalah anak muda yang mempunyai kesempatan besar untuk mempimpin bangsa ini. Karena dalam diri seorang santri terdapat jiwa-jiwa kepemimpinan yang tengah dibutuhkan bangsa kita sekarang. Santri mempunyai karakter seorang pemimpin sebagaimana pemimpin umat Islam pada masa kejayaan Islam kaum santri dan pondok pesantren selalu hadir disetiap langkah kebangsaan dan pembangunan bangsa. Hal itu dilakukan sejak era pergerakan, kemerdekaan hingga sampai era milenial seperti saat sekarang dan diharapkan pula santri dapat menyongsong bangsa ini menuju Indonesia Emas. Hal tersebut baru diakui oleh semua orang karena dibentuknya Kepres RI Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Hari Santri oleh Bapak Jokowi. Yang mana hal tersebut merupakan sebuah apresiasi terhadap pentingnya peran santri pada bangsa. Santri saat ini mempunyai tugas yang sangat berat untuk melawan pelbagai masalah yang ada di negeri kita saat ini. Makin majunya tehnologi dan informasi, peran anak muda bukan hanya bersorak dan mengkibarkan bendera kebenaran mencari keadilan. Namun mereka harus bisa memperbaiki degradasi moral yang tengah terjadi di era milenial sekarang. Pemimpin bangsa kita bukan hanya pemimpin yang sekolah tinggi, mempunyai nasab raja atau pun seorang tokoh masyarakat. Namun bangsa kita membutuhkan pemimpin yang mampu mengorientasikan pendidikan berkarakter dan masyarakat yang ber-akhalaqul santri di negeri ini adalah pertanda baik, karena kriteria pemimpin yang dibutuhkan negeri kita saat ini tengah bereksistensi dalam diri santri. Banyak contoh pemimpin negeri kita yang terlahir dari seorang santri seperti Emil Dardak, Imam Nahrawi, Hanif Dakhiri bahkan menjadi presiden seperti halnya Gus Dur. Hal tersebut menjadi bukti bahwa santri pun bisa menjadi pemimpin dalam kancah zaman pergerakan, tugas santri adalah secara fisik melawan kolonialisme. Di masa itu santri tampil heroik melawan para penjajah. Tapi bukan berarti di masa milenial ini santri tidak bisa tampil heroik. Justru saat ini adalah kesempatan santri untuk menjadi pemimpin sekaligus pahlawan untuk melawan degradasi moral dan miss dulu musuh menyerang dengan mengangkat senjata, kini musuh menyerang melalui tehnologi. Maka dari itu, untuk andil melawan musuh, saat ini santri harus meningkatkan pengetahuan umum dan cerdik dalam bidang tehnologi dan informasi. Karena dengan maraknya hoax yang melanda membuat bangsa kita salah persepsi dan menjadikan moral yang terdegradasi. Di tahun 2021 pengguna internet di Indonesia meningkat drastis 11% dari tahun 2020, yakni dari 175,4 juta menjadi 202,6 juta pengguna. Peningkatan tersebut perlu diimbangi dengan pemahaman beraktivitas di ruang digital yang baik Maka dari itu santri harus mensosialisasikan bagaimana penggunaan internet yang dapat mengurangi kedekatan antar manusia, semula hubungan antar manusia menjadi baik dengan saling bertemu dan bersenda gurau, kini semua menjadi minim. Tehonologi menjadikan manusia semakin malas. Maka solusinya adalah dengan terus melestarikan budaya lama seperti tahlilan, yasin dan itu, santri harus siap dalam memimpin dan melestarikan budaya lama yang baik dan mengadakan budaya baru yang lebih baik. Seperti contoh saat ini tengah hadir pesantren virtual, dimana hal ini membantu masyarakat luas mendapatkan bimbingan agama. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

puisi tentang santri milenial